Analisis Laporan Keuangan

A.   Pengertian Analisis Laporan Keuangan
      Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess ( 94: 2000 ), analisis laporan keuangan adalah prosedur – prosedur analitis yang dapat digunakan untuk membandingkan, memeriksa keterkaitan dan trend atau kecenderungan yang sedang berkembang dalam perusahan dan situasi umum perekonomian dan untuk membantu mengevaluasi data keuangan dan operasi.
      Menurut John, J. wild,  k.k. subramanyam, Robert t Halsey ( 3: 2005 ), analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan betujuan umum dan data – data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfat dalam analisis bisnis.
      Menurut Sumarso SR ( 430: 2005 ), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan ( trend ) suatu fenomena.
      Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh petimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahan pada masa – masa sekarang dan masa lalu, bertujuan untuk memprediksi atau memperkirakan mengenai kondisi dan kinerja dimasa mendatang, sedangkan analisis laporan keuangan adalah penggunaan dari berbagai alat dan teknik analisa pada laporan dan data keuangan untuk mendapatkan ukuran maupun hubungan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, dikutip dari ( www.Anziblogspot.com ).
      Menurut S. Munawir ( 35: 2004 ), analisis laporan keuangan adalah penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan – hubungan dan tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi keuangan, hasil operasi maupun perubahan – perubahannya.
Dari keterangan tersebut diatas maka dapat disimpulkan, analisis laporan keuangan adalah suatu langkah atau prosedur – prosedur yang digunakan dalam melakukan penelaahan terhadap data – data keuangan untuk mencari sebuah jawaban dari keadaan atau kondisi perusahan yang ditelaah baik mengenai posisi keuangan, hasil operasi maupuan perubahan – perubahannya.
B.   Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( PSAK No.1 revisi 1998 ), tentang penyajian laporan keuangan, menyatakan bahwa laporan keungan terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut:
1.    Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2.    Laporan Laba Rugi
Laoran laba rugi adalah laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya – biaya selama suatu periode akuntansi.
3.    Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan sebab – sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
4.    Laporan Arus Kas ( Cashflow Statement )
Laporan arus kas ( cashflow statement ) adalah laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
5.    Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan yaitu yang meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitment serta pengungkapan – pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Sedangkan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses atas sejumlah transaksi yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya.  Tahap akhir dari proses atas sejumlah transaksi adalah laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan catatan – catatan atas laporan keuangan.
Menurut Zaki Baridwan ( 17: 2004 ), laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut S. Munawir ( 2: 2004 ), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( PSAK No.1 Revisi 1998 ), dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, pengguna laporan keuangan meliputi:

1.      Investor
Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.  Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.  Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2.      Karyawan
Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.  Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
3.      Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh temponya.

4.      Pemasok dan kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.  Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5.      Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
6.      Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.  Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7.      Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.  Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.  Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan ( tren ) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
8.      Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam menyusun dan penyajian laporan keuangan perusahaan.  Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanan – kebujaksanannya yang lebih tepat
      Dari keterangan tersebut diatas maka dapat disimpulkan, laporan keuangan merupakan sebuah informasi mengenai kondisi suatu entitas usaha yang disajikan dalam sebuah data – data keuangan seperti neraca yang menunjukkan posisi keuangan, laporan rugi laba yang menunjukkan hasil dari operasi perusahan dan data – data keuangan lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi para penggunanya. Dari data – data keuangan tersebut maka langkah selanjutnya adalah menganalisisnya tujuannya adalah agar data – data keuangan tersebut dapat lebih mudah dimengerti dan dapat diketahui perubahan atau kecenderungan – kecenderung yang terjadi, setelah perubahan – perubahan dapat diketahui maka penganalisa dapat menaksir, menilai atau memberikan kesimpulan mengenai kondisi perusahaan tersebut dan akhirnya akan menentukan keputusan – keputusan yang akan diambil.  Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi terakhir perusahaan tersebut, dan kondisi terakhir perusahan akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang bersangkutan.  Dengan mengadakan analisis terhadap pos – pos neraca akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan, sedangkan analisis terhadap pos – pos rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahan. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai posisi keuangan perusahan tersebut, dimana dari hasil analisa tersebut pihak – pihak berkepentingan mengambil sebuah keputusan.  Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahan, hasil – hasil yang telah dicapai perusahan tersebut serta perubahan – perubahannya perlu adanya laporan keuangan dari perusahan yang bersangkutan.
C.   Faktor – Faktor Analisis Laporan Keuangan
      Menurut S. Munawir ( 31 – 33: 2004 ), faktor – faktor yang paling utama perlu dianalisis adalah:
1.    Likuiditas
     Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu   perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.  Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancarnya lebih besar dari pada hutang lancarnya.  Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajibannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “illikuid”.
2.  Solvabilitas
     Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.  Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, sebaliknya apabila jumlah kekayaan atau aktiva tidak cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.
      3.  Profitabilitas atau Rentabilitas
      Rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan   kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif.
  1. Stabilitas Usaha
     Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang – hutangnya, dan hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan dalam membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham.
D.  Metode Dan Teknik Analisa
      Menurut S. Munawir ( 35 – 37: 2004 ), metode dan teknik yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
      1.  Metode Analisa
           Metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan ada dua yaitu:
a.    Analisa horizontal
       Analisis horizontal adalah analisa dengan menggunakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya.  Metode horizontal ini sering disebut juga analisa dinamis.
b.   Analisa vertikal
       Analisa vertikal adalah laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu juga.  Analisa vertikal disebut juga sebagai metode statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.


2.   Teknik Analisa
       Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.   Analisa perbandingan laporan keuangan
       Adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih yang menunjukkan:
1.    Data absolut atau jumlah – jumlah dalam rupiah
2.    Kenaikan atau penurunan dalam rupiah
3.    Kenaikan atau penurunan dalam persentase
4.    Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio
5.    Persentase dari total
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase.
            Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement
       Adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan penjualannya.
d.   Analisis rasio
       Adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dengan pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.
e.   Analisis sumber dan penggunan modal kerja
       Adalah suatu analisa yang untuk mengetahui sumber – sumber serta penggunan modal kerja atau untuk mengetahui sebab – sebab perubahannya.
f.    Analisa dan sumber penggunan kas
       Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya jumlah uang kas atau mengetahui sumber – sumber serta penggunaan uang kasnya.
g.   Analisa perubahan laba kotor
       Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode keperiode lainnya.
h.   Analisa break – even
       Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahan agar perusahan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak memperoleh keuntungan.
E.   Rumus Analisis Laporan Keuangan
3.    Rumus Analisis Perbandingan Dalam Trend Atau Persentase
      = Akun Tahun Ke X Yang Akan Dianalisis / Akun Yang Dipilih Sebagai tahun Dasar * 100
4.    Rumus Analisis Rasio
a.    Rasio Likuiditas
                        Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
                        Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar * 100
                        Acid Test Ratio = ( Kas + Efek + Piutang ) / Hutang Lancar * 100
                        Cash Ratio = ( Kas + Efek ) / Hutang Lancar * 100
                        Perputaran Piutang = Penjualan / Rata – Rata Piutang
                        Periode Rata – Rata Pengumpulan Piutang = 360 / Perputaran Piutang
                        Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata – Rata Persediaan
                        Periode Rata – Rata Persedian Tersimpan Digudang                                                             = 360 / Perputaran Persediaan
                        Perputaran Modal Keja = Penjualan / Rata – Rata Modal Kerja       
b.    Rasio Solvabilitas
            Rasio Modal Dengan Aktiva = Modal Sendiri / Total Aktiva * 100
            Rasio Modal Dengan Aktiva Tetap = Modal Sendiri / Total Aktiva Tetap * 100
            Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang              = Aktiva Tetap / Hutang Jangka Panjang * 100
            Nilai Buku Saham Prioritas = Jumlah Nominal / Saham Yang Beredar
            Nilai Buku Saham Biasa = Hak Saham Biasa / Saham Yang Beredar
            Rasio Hutang Jangka Panjang Dengan Modal Sendiri
             = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri * 100
            Rasio Antara Total Hutang Dengan Modal Sendiri                               = Total Hutang / Modal Sendiri * 100
            Rasio Antara Total Hutang Dengan Total Aktiva                                   = Total Hutang / Total Aktiva *100
c.    Profitabilitas ( Rentabilitas )
            Rasio Laba Usaha Dengan Aktiva Usaha                                              = Laba Usaha / Rata – Rata Aktiva Usaha * 100
            Perputaran Aktiva Usaha = Penjualan / Rata – Rata Aktiva Usaha
            Gross Margin Ratio = Laba Kotor / Penjualan * 100
            Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan * 100
            Net Margin Ratio = ( Laba Bersih – Pajak ) / Penjualan * 100
            Operating Ratio = ( Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi ) / Penjualan * 100
            Rate Of ROI = Laba Bersih Sebelum Pajak / Jumlah Aktiva Usaha * 100
            Net Rate Of ROI = Laba Bersih Sesudah Pajak / Jumlah Aktiva Usaha * 100
            Rentabilitas Modal Sendiri = Laba Bersih Sesudah Pajak / Modal Sendiri * 100

            Laba Perlembar Saham = Laba Saham Biasa / Saham Biasa Yang Beredar

Postingan terbaru

Recent Posts Widget